Tuesday, May 4, 2010

Kebenaran dari hati

Terasa sangat menyejukkan rasanya setelah semua semakin mudah untuk diterima. Tuhan telah menunjukkan kebenaran sebelum semua terlanjur jauh. Sesungguhnya terkadang aku tidak bisa mengendalikan diri untuk berhenti sejenak, berhenti memaksa otak mencari setitik kebenaran, dan tak jarang pula orang2 sulit dalam memahami diriku, memahami cara berfikirku..(naluri seorang libra mungkin). Padahal aku tau persis bahwa pikiranlah yang membuatku tetap berada dalam perbudakan, seperti yang  baru terjadi denganku. Aku broke up dengan seorang pria yang sedari awal kumulai hanya iseng2 semata dan sama sekali tak didasari hati ataupun cinta. Setiap hari hanya sibuk mengarang kebohongan dengan mengungkapkan kegombalan2 yang aku sendiri geli mengatakannya. its for fun. Tapi apa yang terjadi setelah brok up, yaaaaah aku bersedih dan marah.

Setelah mulai kembali membiasakan diri tnpa komunikasi2 konyol itu akupun mulai bisa berfikir jernih. Aku tau persis bahwa pikiranlah yang membuatku tetap berada dalam perbudakan. Tidak ada seorangpun yang kuasa membuatku marah kecuali pikiranku sendiri. Semua penderitaan ditimbulkan dan dibebankan oleh diriku.
Dan tentang bohong, Sebagian besar manusia berbohong hampir setiap saat, namun, kita tidak menyadarinya sehingga membuat situasi bertambah buruk. Saat kita menyadari bahwa kita berbohong, berarti kita memiliki persepsi atas realitas yang cukup memadai. Namun, jika kita menyatakan kebohongan dan tindakan bohong itu sebagai kebenaran, atau sewaktu kita menipu diri sendiri berarti persepsi kita telah mengalami penyimpangan yang sangat parah.
Tuhan sungguh telah menegurku dengan kejadian ini, dan Dia menegur dengan cara yang tak pernah kuduga. Tapi sungguh hal ini memberiku sedikit pelajaran dan rasa jera. Tidak semua dapat berjalan sesuai dengan inginku. Karena Tuhan Maha Pemilik Rencana.

Manusia adalah pembuat permainan sekaligus pemain. Dan satu-satunya hal terbaik yang bisa dilakukan ialah hidup dengan kesadaran yang lebih tinggi. Simple saja, misal tatkala seseorang melakukan sesuatu yang menyakiti orang lain, disengaja atupun tidak dia mempunyai pilihan untuk bertanggung jawab, atau malah membenarkan diri sendiri dalam situasi tersebut. Membuat rasionalisasi untuk membenarkan perbuatan sehingga perbuatan itu tidak benar2 salah, tetapi justru beroleh pembenaran.
Jangan membohongi diri sendiri, tentu hal seperti ini pernah kita lakukan terutama disaat "desakan keadaan". Ketika ada aspek diri yang ga dapat diterima, kita secara alami menyembunyikannya dari diri sendiri bahkan berpura-pura melakukan yang sebaliknya, dan malah memproyeksikan perasaan itu kepada orang lain.
Persoalan tidak terletak pada kenyataan bahwa tindakan itu menyakitkan orang lain atau fakta bahwa kita telah berbuat salah "sadarlah" itu sudah terjadi dan tidak bisa diulang lagi. Untuk membebaskan semua itu berilah pemaafan kepada diri sendiri. Kita tidak akan bisa melanjutkan hidup dan terbebas dari masa lalu jika tidak mampu memaafkan diri sepenuhnya.

Sesungguhnya persoalan dalam hidup tidak disulut oleh orang lain, tetapi oleh diri sendiri. Menimpakan kesalahan kepada orang lain hanya akan mendukung munculnya kembali situasi itu, sampai kita akhirnya bisa memahami pelajaran hidup dan berkembang menjadi manusia seutuhnya. Ingatlah ada Tuhan Yang Maha Megetahui segalanya. Vibrasi dan energi kekuatan Tuhan adalah cinta. Jadi, apabila sesuatu yang kita lakukan bukanlah cinta, maka yang kita lakukan itu akan terpantul kembali dan menghantam kita, sampai kita belajar dari pengalaman tersebut, itulah yang disebut "KARMA".

0 comments:

Post a Comment

 
The other side of me Blogger Template by Ipietoon Blogger Template