Tuesday, October 4, 2011

Life is very short and what we have to do must be done in the now.

Sebuah kelompok sirkus terkenal datang kesebuah daerah pinggiran. Para penduduk bersama anak2 mereka berbondong2 mendatanginya. diantara antrian panjang yang berada didepan loket karcis terdapat seorang petani yang rendah hati. Ia berdiri bangga bangga bersama istri dan ke4 orang anaknya yang sangat gembira dengan kehadiran hiburan ini.
akhirnya datang juga gilirannya untuk membeli tiket masuk untuk diri dan keluarganya. Namun harga tiket yang disebutkan oleh penjual ini bagaikan petir yang menyambar kepalanya, karena harganya melebihi uang yang ia punya. sejenak ia tetap berdiri tidak tahu apa yang harus dilakukan. tangannya merogoh uang didalam sakunya dan keringat mengucur didahinya. Sementara istrinya mulai panik dan anak2 melihat kepadanya dengan penuh tanda tanya gelisah. 
Namun ada seorang lelaki yang berada dibelakangnya mengetahui apa yang terjadi. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang dari sakunya kemudian menjatuhkannya di tanah. Lalu ia memegang bahu petani didepanny dan berkata, "maaf tuan, ung anda jatuh....' Setelah itu ia menunduk untuk mengambil uang dan memberikannya kepada petani didepnnya tersebut.
Petani itu melihat kepada lelaki dibelakangnya tersebut dan kemudian air matanya jatuh dari kelopak matanyapenuh arti dan berkata, " Terima kasih tuan... terima kasih banyak, saya tidak akan melupakan kebaikan anda selama hidup saya."

As I go through all kinds of feelings and experiences in my journey through life -- delight, surprise, dismay, -- I hold this question as a guiding light: "What do I really need right now to be happy?" What I come to over and over again is that only qualities as vast and deep as love, connection and kindness will really make me happy in any sort of enduring way.
To be awake is to be alive.

0 comments:

Post a Comment

 
The other side of me Blogger Template by Ipietoon Blogger Template