Monday, October 19, 2009

Berguna

Alkisah disebuah desa hidup sepasang kakek nenek. Desa tersebut terkenal dengan desa yang sulit dialiri air . Sang kakek setiap hari bertugas membawa air dari sumber mata air menu rumahnya. Dia membawa 2 bejana air yang digantungkan dikedua ujung tongkat dipundaknya. Salah satu bejana tersebut dalam keadaan retak, sedang yang satunya lagi utuh. Ketika sampai ditujuan. Air yang berada dalam bejana yang utuh ini tetap seperti semula, sedanglan yang berada dalam bejana yang retak hanya tinggal sebahagiannya saja.
Keadaan ini berlangsung kurang lebih 2 tahun, setiap hari kakek tsb mengambil air dengan bejana yang penuh dengan air dan bejana yang airnya hanya tinggal setengahnya saja. Bejana yang utuh merasa bangga pekerjaan yang dia lakukan sehingga membawa kebaikanbagi kakek tsb, sedagkan bejana yang retak merasa malu dan putus asa dengan kekurangannya karena dia menganggap bahwa dirinyalah yang menyebabkan sang kakek hanya dapat melaksanakan tugas setengah dari tugasnya.
Setelah beberapa waktu , bejana ini merasakan kegagalan terus menerus dalam hidupnya, hingga suatu hari dia berkata kepada sang kakek “ sungguh aku malu terhadap diriku sendiri, dan aku mau minta maaf kepadamu”. Sang kakek berkata “ mengapa kamu meminta maaf?” bejana menjawab “ selama 2 tahun retakan ini yang menjadikan berkurangnya air sepanjang perjalanan menuju rumah kakek.” Krmudian dengan tersimpuh dia kembali berkata “ karena semua itu, aku hanya dapat membawakan setengahnya saja, sedangkan kamu tetap berusaha membawaku dari sungai menuju rumahmu. Sungguh karena kekuranganku itu, kamu menjadi semakin lelah untuk terus mondar-mandir mengambil air.”
Sang kakek yang penyabar ini menjawab “ aku mohon kepadamu, ketika perjalanan pulang kita nanti , perhatikanlah bunga-bunga cantik yang tumbuh dipinggir jalan.”
Ketika ketiganya dalam perjalanan, bejana yang retak ini memperhatikan bunga-bunga liar cantik yang beraneka warna dalam kilauan matahari dan melambai-lambai karena tiupan angina. Tetapi semua ini tetap tidak dapat mengubah perasaan bejana retak, karena dia tetap saja menghabiskan setengah airnya dan kembali meminta maaf kepada sang kakek karena kegagalannya.
Kali ini sang kakek berkata kepada bejana retak “ apakah kamu tidak memperhatikan bahwa bunga-bunga hanya tumbuh disisi jalanmu saja? Aku lebih tau tentang kegunaan retakmu, sehingga aku telah menanamkanbenih bunga-bunga ini pada sisimu saja. Kemudian ketika kita kembali dari sumber mata air kamu menyiram benih-benih itu. Setelah itu, aku akan bisa memetik bunga-bunga cantik ini dan menghiasi meja makan rumahku. Jadi, seandainya kamu tidak retak seperti ini, nenek tidak akan menerima keindahan yang menghiasi rumahnya.”

Kisah ini sengaja aku ceritakan disini karena telah membuka pikiranku yanmg selama ini mudah putus asa dan bahkan kadang-kadang merasa tidak berguna. Sesungguhnya seburuk apapun dan segagal apapun, kita masih bias berguna buat orang lain. Mungkin secara sengaja kita tidak menyadarinya tapi itulah hidup yang menilai adalah Tuhan dan tergantung kebijaksanaan kita yang melakukannya. Bahkan hal-hal kecil yang sama sekali tidak ada artinya buat kita, bisa berarti besar buat orang lain.
Inilah fase-fase kehidupan yang mesti dijalani, karena kita memang harus benar-benar jatuh terlebih dahulu baru tau bagaimana rasanya sakit itu. Klise memang, tapi inilah reality.

0 comments:

Post a Comment

 
The other side of me Blogger Template by Ipietoon Blogger Template